Nawaitu(Niat)
kita dalam pembicaraan ini untuk tajdid al- niyat fi al-nahdoh(memperbaharui
kembali niat kita ber-NU serta langkah-langkah ber-NU), baik secara pribadi
seperti aqidatah wasyari’atan wa akhlaqon(akidah, syari’at dan akhlaq)
atau sisimanhaj jihadiyah (metode membawa syari’at nabi besar Muhammad
SAW didalam perjuangan tingkat sekarang ini. Kenapa?...karena umur-NU yang
sudah lebih dari 80-tahun secara otomatis mengalami proses tiga generasi, mulai
dari hadrotusyakhKH. Hasyim Asya’ri sampai saya (Hasyim muzadi), dan
sekarang KH.
Sa’id Aqil Siradj. Tiga generasi ini mengkibatkan kemajuan sekaligus kemuduran di dalam NU. Kemajuannya di bidang penampilan dan oyo-oyo’an(ramai-ramai) ini sudah menjadi budaya. Tetapi banyak yang mundur pada NU, mungkin seperti ikhlas tatsamuh (toleransi), mujahadah (bersungguh-sungguh mendekatkan diri kepada Allah), dan tawadhu’ (rendah diri). Itu semua harus kita lakukan perbaikan dengan al-muahfadzahala al-qodim al-shalih wal-akhdzu bil jadid al-ashlah (melestariakan budaya/tradisi lama yang masih relevan, dan mengambil budaya yang baru yang lebih baik).
Sa’id Aqil Siradj. Tiga generasi ini mengkibatkan kemajuan sekaligus kemuduran di dalam NU. Kemajuannya di bidang penampilan dan oyo-oyo’an(ramai-ramai) ini sudah menjadi budaya. Tetapi banyak yang mundur pada NU, mungkin seperti ikhlas tatsamuh (toleransi), mujahadah (bersungguh-sungguh mendekatkan diri kepada Allah), dan tawadhu’ (rendah diri). Itu semua harus kita lakukan perbaikan dengan al-muahfadzahala al-qodim al-shalih wal-akhdzu bil jadid al-ashlah (melestariakan budaya/tradisi lama yang masih relevan, dan mengambil budaya yang baru yang lebih baik).
Tantangan NU pada
akhir sekarang ini, berbeda dengan tantangan NU pada tahun 60-80 an. Sekarang
ini tantangan NU luarbiasa besar, dalam segi ajaran aqidah dan syari’ah. Ini
kita mengalami goncangan-goncangan. Dalam segi akidah kita menggunakan tauhid Asy’ariyah
dan Ma’turidiyah. Dalam fikih salah satu dari madzhab empat. Dan dalam akhlak
atau tasawuf, kita menggunakan imam Junaid al-Baghdadi dan imam al-Ghozali.
Selain itu para ulama dan auliaya (para wali) serta pendiri NU bukan
mengajarkan Islam dan Ahalussunah saja, akan tetapi mengajarkan cara memahami
Islam dan cara membawa Islam di dalam Republik Indonesia. Jadi warisannya
adalah akidah, syari’at, akhlak (tasawuf) dan jihad serta muhjahadah.
Para hadirin wal hadirot yang
saya muliakan.
Setelah adanya reformasi
semua angin masuk ke Indonesia, semasa zaman presiden ke-2, Soeharto semua
aliran masuk diteliti, ini boleh ini tidak boleh dan adapakemnya (ada aturannya).
Tetapi sekarang tidak, semuanya masuk. Yang menjadi sasaran adalah akidah dan
syari’ah umat Islam. Orang islam itu antara NU dengan Muahmmadiyah. Sehingga
dua organisasi keagamaan ini menjadi maf’ul bih(objek) gerakan baru ini.
Muhammadiyah sekarang negsulo (merana) karena masjidnya digerogoti PKS
(Partai Keadilan Sejahtera), semua personil Muhammadiyah yang bekerja di
Muhamadiyah masuk PKS diberhentikan. Sehingga garis NU dengan Muhammadiyah menjadi
tipis. Dulu pada waktu zaman KH. Idham Khalid dan Buya Hamka, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah rukun karena
sama mengerti. Apa yang ada di Muhammadiyah itu mesti ada di kitab /aturan NU,
walaupun NU tidak memakainya atau sebaliknya.
Gelombang baru,
sekarang ada dua. Ada yang aliran dan ada juga yang gerakan politik. Yang di
maksud aliran adalah bagaimana cara memahami Islam, Ahlussunah wal-jamaah, Syi’ah,
Wahabiyah, dan Jawlah, contohnya dalam ajaran Syi’ah ada nikah mut’ah (nikah yang dibatasi dengan
waktu), adzannya berbeda dengan ahlussunah wal-jama’ah, ada
tambahan wanna aliyan waliyullah, Sholatnya harus menggunakan batu dari
Karbala, hadits Bukhori dan Muslim tidak dipakai, hadis yang di riwatkan oleh
sahabat Abu Hurairah tidak di pakai, hadis dari istri Rasulullah, Siti Aisyah
tidak menggunakannya. Syi’ah pusatnya di iran. Kelebihanya Syi’ah ada komando,
apa bila ada instruksi dari komando syiah yang di pimpin Ayatullah dan Hujatullah
yang ada di Iran, langsung turun ke bawahan. bergerak di Libanon, Teluk, Irak, Kaena
ayatollah hujatullah adalah turunan sayidina Ali karomallu wajhah dan imamah
yang merupakan system kepemimpinan syi’ah harus urut dan keturunan sayidina Ali.
Aliran yang
berikutnya adalah Wahabiyah, iaberpusat di Sa’udi Arabiyah. Sedangkan. Anggapan
orang Wahabi, karena Rasul di Mekah, pindah ke Madinah, berjuang di Hijaz.
Sampai wafat beliau di Madinah, maka fikirannya mereka, kalau sesuatu tidak ada
di Sa’udi itu tidak Islami, sehingga kalau di budaya yang ada di Indonesia baik
berpakaian, berbicara tidak sama dengan
sa’udi itu bid’ah, kalau bid’ah dholalah (sesat), sedangkan dholalah
finaar (masuk neraka). Sehinga Surga dikapling oleh golongan mereka (Wahabi),
selain mereka neraka. Jadi wawasan ke_Islaman di ubah menjadi wawasan ke-Sa’udi
Arabiyahan. Islam memang lahir di Arab Sa’udi tapi jangkauannya rahmatan ll
alamin.
Jaulah
juga sebuah aliran,ciri mereka adalah memakai celana cingkrang, berjenggot, nitik
napak tilas (mengikuti)kanjeng Nabi Muhammad SAW. dari masjid ke
masjid sambil membawa kompor, padahal Nabi dulu tidak membawa kompor, ada majelis
tablighnya, majelis tafsir quran, yang dari Quran langsung hukum tidak
menggunakan manhaj(metodologi) dari tafsir ke fikih,berbeda dengan NU,
organisasi ini tidak bisa dari ayat langsung hukum, karena ayat ini masih harus
disambung dengan ilmu-ilmu lainnya, seperti balaghah, mantiq, asbab annuzul, masholihtul
mursalah dan sebaginya. Daerah ijtihad adalah menjabatani antara tafsir
dengan hukum.
Para hadirin yang saya muliakan
Sehingga dengan
begitu masya Allah, di Solo ada MTA (Majelis Tafsir Al-Quran, mereka
memahaminya langsung Quran ngatemi orang-orang yang tidak sepaham dengan mereka. NU mempunyai manjhaj
cara mengurai agama menjadi pengertian itu ada ijtihadnya, ada mujtahidnya,
ada mujtahid fil madzhab, ada tabi’nya, jadi sistematik. NU itu
sistematik yang tidak sisitematik orannya. Teori NU luar biasa
‘Ubadiyah dari
Aljazair sebelah selatan, saya pernah ketemu disana, disatu kota namanya Constanstin, gerakan ini seperti
tarikat tapi syad (menyimpang). Ini aliran. Disamping aliran ada gerakan
politik, gerakan politik bercampur dngan aliran dan Islam. Kita seluruh dunia
Islam, kalau aliran, ada ahlusunah, syi’ah, khawarij, jaulah. Khawarij
merupakan aliran paling keras. Layaqbalu khoto’ minnafsih, laa yaqbalu
showab min ghoirih (mereka tidak
menerima keselahan pada dirinya dan tidak menerima kebenaranpada orang
lain). Jadi kalau bukan kelompoknya adalah
kafir. Sehingga kafir menurut pemahaman dan keyakinan mereka adalah
musuh dan dapat di apakan saja.
Gerakan politik,
kadang menjadi satu dengan aliran, kadang berdiri sendiri. Ada gerakan politik
yang bersatu dengan aliran. Itu gerakan syi’ah, karena syi’ah ada dua sayap, pertama
sayap ulama dan yang kedua sayap jihad di lapangan yang memegang komando
perang. Ketika NU mendapat undangan di
Timur Tengah dalam ikut serta meyelesaikan palestian. Di Iran ada ulama-ulama
ayatollah bagian ilmu tapi ada yang bagian lapangan ini merupakan panglima-panglima
perang, seperti Hasan Nasrullah di Libanon , dan Muqtahda al-Shadr di Iraq. Dan
ulama-ulama yang mengerikan ditelinga orang Amerika dan Israil, makanyasetelah
menghancurkan Irak, sekarang giliran ingin mengacurkan Iran, karena yang berani
melawan Israel adalah koordinasi Iran yang mayoritas Syi’ah.
Selain dari
Syi’ah, ada gerakan politik lepas dengan aliran. Kita harus bisa membedakan
Islam (agama), aliran (Pemahaman), politik (partai), seperti Islam, Ahlissunah
waljamaah, PKB, PKNU, PAN dan lain sebagainya. Politik tercampur kehendak,
kekuasaan, kaena politik tujuannya unutk merebut kekuasaan. Jadi Partai politik
harus mimpin Negara, mimpin kekuasaan. Maka pemikiran manhaji politik melekat
dengan kekuasaan. Jadi jangan kaget kalau HTI mempunyai dalil banyak, karena
dalil olahan. HTI itu politik bukan aliran dan bukan agama, gerakan untuk
membuat khilafah di dalam sebuah Negara. DI Timur tengah dioprak-prak karena di
timut tengah sendiri tidak ada khilafah
adanya raja, di Saudi, Presiden di Mesir, presiden di syiria dan lain
sebgainya. Karena masing-masing Negara di Timur tengah mersa di bahasyakan
dengan sisitem khalifah. Karenan sisitem khalifah itu tidak jelas apa ahlul
ahli wal aqdi atau ahlul wal ngakali.
Nah sehingga orang NU tidak boleh merangkap denga HTI. HTI lambat laun
akan bentrok dengan Negara, Kalau HTI sudah mengkristal dengan ideologi negara
itu adalah problem, mumpung belum bulat dan mengkristal, maka warga
Nahdiyinberjaga-jaga,
Ikhwanul Muslimin
Gerakan poltik
berikutnya Ikhwanul Muslimin atau disingakt (IM) , gerakan ini terpecah menjadi dua, pertama Ikhwanul
Muslimin garis keras yang suka ngebom sana-sini, suka agitasi-agitasi. Kedua
gerakan yang memasuki gelanggang
demokratis, seperti pemilihan presiden, legeslatif, pilkada dan lain sebagainya.
Ini berarti mereka tidak sekedar partai
politik, kalau partai politik murni yang terpenting hasil dan mendapat jabatan.
Gerakan yang dibawah IMjika di bawah memakai dakwah, tidak menggunakan politik tapi
gerbong ini menarik adalah loko politik.
Gerakan
transnasional adalah gerakan politik di Indonesia yang menjadi agen gerakan
politik yang ada diluar negeri dan dunia, dalam hal ini di timur tengah atau
dengan kata lain gerakan politik litas Negara.
Mujahidin Indonesia
Selain Ikhwanul
Muslimin sebagai gerakan politik yaituMujahidin. Gerakan politik ini memahami
jihad adalah perang mengangkat senjata, adapun seperti ngajar ngaji, bersabar,
ber-istighfar, tidak mendapatkan pahala, berbeda dengan perang, ngebom,
dan membunuh baru mendapat pahala.
Kebiasaan
gerakan Mujahidin adalah kalau tidak perang, paling tidak marah-marah dan
memaki-maki. Jadi tidak ada mubaligh mujahdin mengajar ngaji kitab Hikam
dan Fathul Qorib Mereka mempunyai prinsip seakan-akan membunuh orang kafir
lebih berpahala dari pada merawat anak yatim yang ditinggalkan orang orang
tuanya, seakan-akan tasamuh (toleransi) tidak berguan, ri’ayatul’
umah (menjaga ketentraman umat) tidak ada pahalanya, ini termasuk gerakan
transnasional.
Al-Qaida
Gerakan politik
yang paling ganas dan kejam, seperti al-Qaida, ia adalah reinkarnasi gerakan khawarij. Menurut pemahaman mereka bahwa
segala sesuatu dikelompoakan menjadi
dua. Seperti negara di bagi menjadi dua ada Negara Islam dan Negara kafir.
Negarakafir menurut mereka boleh di apakan saja, dirampok, dibunuh, diperangi
itu lebih berpahala.
Pada akhirnya
gerakan transnasional itu melahirkan tiga hal, pertama melahirkan
gerakan Islam formal, jadi bagaimana Indonesia stampel-nya itu Islam.
Latas apa yang membedakan Nahdlatul Ulama dengan gerakan-gerakan di atas, NU
memperjuangkan lslam, yang membedakan adalah metodenya, cara membawa Islam itu
yang tidak sama. Di dalamanggaran dasar / AD NU, berbunyi “melaksanakan syar’iat
Islam di dalam masyarakat Indonesia. Jadi pada ijtima’
(kemasyarakatan) tidak pada hukumah (kenegaraan/naton state),
karena ketepatan indonesia dihuni oleh banyak agama dan banyak pemahaman,
bahkan dikalangan Islam sendiri tidak seluruhnya umatijabiyah (umat yang
sudah kuat imannya), tapi banyak juga umat yang mustadh’afin (umat yang
lemah imannya) dan mu’alafin (umat yang baru masuk Islam). Maka tidak
bisa dengan fiqhul ahkam, mereka harus dikaitkan dengan fiqhu da’wah
dan harus dikaitkan dengan fiqhussiasah.
Dalam fiqhul
ahkam di NU ada bahtsul masa’il. Lakukan bahsul masail
lahirlah hukum-hukum ahkamul fuqoha, disini dibahas halal-haram, zindik,
kafir, fasik di sini jelas. Contohnya
Orang-orang yang mengatakan bahwa agama banyak dirangkum dalam satu
agama itu disebut zindik, Nahdlatul Ulama juga mengatakan mereka kafir, tetapi dalam
menghadapinya kalau dia belum siap bersyari’at (mengikuti syai’at), maka di
hadapi dengan fiqh al-da’wah yakni diajak secara pelan-pelan masuk
Islam, model ini adalah da’wah wali songo. Dahulu waktu Indonesia masih
hindu-budha, ketika waktu wali songo datang,
mereka tidak bertanya kepada
masyarakat ,
apa agamamu?...
Tetapi apa kebutuhanmu?...
Teori mana yang paling manjur
untuk Islam, sementara kekerasan hanya menimbulkan kejengkelan, pertentangan
dan menggembirakan, karena musuh Islam mempunyai alas an untuk ngecap bahwa
Islam itu kasar , keras dan kejam. Sementara orang Kristen mengambl hikmatul
aulia. Mereka cara menyebarkan Islam, ini bukan kristenasiasi tapi kemanusaan.
Bersambung
Transkrip dari ceramah Dr. KH. Hasyim Muzadi di Tulungagung
Ahmad Rosyidi
Posting Komentar