Lahir: 1 Oktober 1919, di Kawedanan,
Sukorejo, Banyumas, Jawa Tengah
Wafat: 25 Februari 1986.
Pendidikan: SD-MI, Madrasah
Manbaul Ulum dan Salafiyah,
LP Al-Islam, Solo.
Pengabdian: Konsul daerah Ansor
Dan NU Jateng; Komandan Hizbullah;
Anggota KNPI; Sekjen Partai NU;
Mustasyar PBNU; Ketua DPP PPP;
Menteri Agama; Anggota DPR; Guru
Besar IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta;
Rektor IAI Al-Akidah; Pelopor
Pengembangan IAIN; Pemimpin Umum
/Redaksi “Duta Masyarakat”.
Mohammad
Zainuddin Dahlan, tokoh masyarakat di daerah Purworejo, Jawa Tengah,
sudah sejak lama memendam keinginan yang besar sekali untuk menunaikan
ibadah haji. Keinginan tersebut tidak pernah dikemukakan pada siapapun.
Sebenarnya, sebagai seorang yang dianggap tokoh yang telah banyak
mengabdikan diri kepada masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan dan
keagamaan, sudah sewajarnya jika ada instansi tertentu membantu
Zainuddin untuk mewujudkan cita-citanya menunaikan rukun Islam kelima,
misalnya Departemen Agama. Instansi ini lazim menghajikan orang-orang
tertentu, baik sebagai hadiah maupun kepentingan sebagai petugas haji.
Zainuddin juga dikenal sebagai seorang pejuang. Karena itu, ditinjau
dari berbagai segi, sudah sangat layak jika Departemen Agama menghajikan
Zainuddin Dahlan. Ketika itu Departemen Agama dipimpin KH. Saifuddin
Zuhri.
Suatu hari untuk suatu keperluan
datanglah Zainuddin Dahlan menemuni Menteri Agama Saifuddin Zuhri.
Dalam kesempatan pertemuan itu, sepintas lalu dengan cara yang sangat
halus ia mengutarakan keinginannya bisa menunaikan ibadah haji dan
menjajaki kemungkinan berhaji “Abidin” (atas biaya dinas), alias
dibiayai Depag. “Sebagai kakak (ipar), masak sih KH. Saifuddin Zuhri
tidak membantu,” demikian pikir Zainuddin kala itu, optimistis. Oleh
masyarakat sekitar, Zainuddin dikenal sebagai seorang yang suka menolong
kepada sesama terutama mereka yang datang padanya. Tetapi sebaliknya,
Zainuddin dikenal sangat "kstaria”, dalam arti tidak pernah minta uluran
tangan orang lain, walaupun sebenarnya dalam keadaan memerlukan bantuan
orang lain.
Ketika Zainuddin menyampaikan keinginannya, KH. Saifuddin Zuhri mendengarkan dengan tenang. Mimiknya tidak berubah. Berhasilkah Zainuddin?...
Posting Komentar