Nahdlatul Wathan adalah organisasi yang
menjadi cikal bakal berdirinya Nahdlatul Ulama. Untuk itu, sudah
sepantasnya kita mengetahui sejarah berdirinya organisasi yang menjadi
cikal bakal berdirinya organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia
dengan memotret kondisi dan situasi ketika organisasi ini berdiri, siapa
orang yang berada di belakang munculnya organisasi ini.
Kondisi penjajahan yang semakin
menyengsarakan rakyat membuat semua elemen masyarakat yang sadar dan
memiliki keberanian mulai bangkit untuk melakukan perlawanan.
Sekembalinya dari belajar di tanah suci Mekah tahun 1914, Kiai Wahab
Hasbullah prihatin melihat kondisi bangsanya yang terbelakang karena
terjajah.
Sejalan dengan pergolakan kesadaran
bangsa Indonesia, pada tahun 1916 Kiai Wahab Hasbullah berusaha
membangkitkan semangat mereka dengan membentuk organisasi pergerakan
yang diberi nama Nahdlatul Wathan (Gerakan Kebangsaan) untuk
menggembleng para pemuda agar menjadi pembela Islam dan pembela tanah
air yang tangguh.
Ternyata organisasi yang dirintis itu
sangat menggugah masyarakat, karena saat itu masyarakat sedang menunggu
datangnya sang pemimpin, sang pembebas. Ibarat pucuk dicinta ulam tiba,
maka datanglah Kiai Wahab seorang ulama yang dicinta itu memimpin
mereka.
Tidak lama kemudian didirikan cabang
Nahdlatul Wathan di berbagai tempat. Agar tidak kelihatan mencolok yang
bisa memancing kecurigaan Belanda, maka cabang-cabang Nahdlatul Wathan
itu dinamakan sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. Di Wonokromo
diberi nama Ahlul Wathan (Warga Bangsa), di Gresik diberi nama Far’ul
Wathan (Elemen Bangsa), di Jombang diberi nama Hidayatul Wathan
(Pencerah Bangsa), di Malang diberi nama Far’ul Wathan, di Pacarkeling
diberi nama Khitabatul Wathan (Pembela bangsa), di Jagalan diberi nama
Hidayatul Wathan, dan di Semarang diberi nama Akhul Wathan (Solidaritas
Bangsa). Tidak lama kemudian organisasi ini berdiri di seluruh kota Jawa
dan Madura. Kesadaran berbangsa dan militansi yang dibangun ini
memberikan pijakan saat bangsa ini menegaskan kesepakatan bersama yang
tercetus dalam Sumpah Pemuda dan dalam melaksanakan Resolusi Jihad 22
Oktober 1945, guna memperjuangkan kemerdekaan nasional.
Dengan semangat zaman kebangkitan
nasional, mereka dengan militan membela tanah air Indonesia. Dari situ
kemudian KH. Wahab Hasbullah menciptakan sebuah syair heroik yang
kemudian menjadi lagu atau mars Nahdlatul Wathan yang dinyanyikan setiap
hendak mulai kegiatan. Syair itu kemudian diubah formatnya menjadi
piagam seperti tertuang di bawah ini :
PIAGAM NAHDLATUL WATHAN
Wahai bangsaku, cinta tanah air adalah
bagian dari iman, cintailah tanah air ini wahai bangsaku. Jangan kalian
jadi orang terjajah, sungguh kesempurnaan itu harus dibuktikan dengan
perbuatan. Bukanlah kesempurnaan itu hanya berupa ucapan, jangan hanya
pandai bicara.
Dunia ini bukan tempat menetap, tetapi
hanya tempat berlabuh. Berbuatlah sesuai dengan perintahnya. Kalian
tidak tahu orang yang memutarbalikan dan kalian tidak mengerti apa yang
berubah dimana akhir perjalanan dan bagaimanapun akhir kejadian. Adakah
mereka memberi minum juga juga pada ternakmu. Atau mereka membebaskan
kamu dari beban, atau malah membiarkan tertimbun beban.
Wahai bangsaku yang berpikir jernih dan halus perasaan kobarkan semangat dan jangan jadi pembosan.Sumber: http://pcnu-bandung.com
Posting Komentar